Minggu, 22 Mei 2016
Video Cara Install Mikrotik
Sabtu, 14 Mei 2016
Cara Membuat Static Routing Cisco Tiga Router
Dalam membuat statik routering saya gunakan software simulasi router cisco paket tracer, kenapa saya tidak menggunakan GNS3, alasannya simple GNS3 sangat berat untuk ukuran komputer yang saya gunakan.
Adapun topologi yang saya gunakan kira-kira seperti gambar paket tracer berikut.
Seperti terlihat dalam gambar, saya menggunakan 3 router cisco untuk di set static routing, yang mana masing-masing router saya namain dengan nama Router Panyabungan, Router Sidimpuan, Router Sibolga. Yang mana masing-masing client di router ini dapat berkomunikasi dengan baik. Untuk configurasinya, mungkin jika anda tidak membacanya dengan baik akan terasa sangat sulit. Statik routing pada dasarnya untuk 2 atau 3 router tidak terlalu susah.
Untuk router pertama - router panyabungan saya configurasi interfacenya dengan rincian seperti ini
Serial0/0/0 =
192.168.1.2FastEthernet0/0=192.168.10.1
Router cisco Router Sidimpuan yang mana kabel serial router cisco sidimpuan terhubung dengan router penyabungan dengan rincian configurasi seperti berikut
Serial0/0/0 =
192.168.1.1Serial0/0/1 =
192.168.2.1 (interface yang terhubung dengan router Sibolga) FastEthernet0/0=
192.168.20.1Sedangkan router Sibolga dengan kabel serial0/1/0 di hubungkan dengan router sidimpuan pada serial0/1/0 rinciannya berikut
Serial0/1/0 =
192.168.2.2FastEthernet0/0=
192.168.30.1Configurasi Serial Router Panyabungan.
Router(config)#int s0/0/0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ip add 192.168.1.2 255.255.255.0
Configurasi Serial Router Sidimpuan.
Router(config)#int s0/0/0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config)#int s0/1/0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
Configurasi serial router Sibolga
Router(config)#int s0/1/0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ip add 192.168.2.2 255.255.255.0
Configurasi FastEthernet0/0 Router Cisco Panyabungan
Router(config-if)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.10.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Configurasi FastEthernet0/0 Router cisco Sidimpuan
Router(config-if)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.20.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Configurasi FastEthernet0/0 Router Sibolga
Router(config-if)#int f0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.20.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Routing Cisco Panyabungan
Router(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 192.168.1.1
Router(config)#ip route 192.168.30.0 255.255.255.0 192.168.2.2
Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.1.1 (routing ini network pada serial Router sidimpuan dan sibolga di lintaskan lewat interface serial0/0/0 router sidimpuan ke arah router panyabungan)
Routing Cisco Sidimpuan
Router(config)#ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 192.168.1.2
Router(config)#ip route 192.168.30.0 255.255.255.0 192.168.2.2
Routing Cisco Sibolga
Router(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 192.168.1.1
Router(config)#ip route 192.168.30.0 255.255.255.0 192.168.2.2
Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.2.1 (routing ini network pada serial Router sidimpuan dan panyabugan di lintaskan lewat interface serial0/1/0 router sidimpuan ke arah router sibolga)
Cara Membuat Static Routing Cisco Tiga Router, ini saya jalankan dengan mengirimkan paket, paket berhasil di kirim baik antar seluruh client. Nat pengertian nat dinamis nat static Semoga Cara Membuat Static Routing Cisco Tiga Router bermanfaat.
Minggu, 08 Mei 2016
Cara Sharing Folder Windows 7
Untuk berbagi resources sederhana, antar komputer yang satu dengan komputer yang lainnya bisa menggunakan teknik sharing folder, saya sebut sederhana disini karena sharingnya hanya merupakan sharing file saja, misalnya seperti lagu atau file .doc yang tersimpan di sebuah folder, nah folder ini yang akan kita sharing agar komputer lain mampu mengakses folder yang ada di komputer kita.
Cara sharing folder windows 7 - cara berbagi mudah isi folder windows 7
- Klik kanan Folder auranet
- Klik Share With
- Pilih Nobody
- Kemudian muncul gambar file sharing - this action requires permission
- Pilih Change Sharing Permissions
- Pada File Sharing - chose people to share with klik tanda panah ke bawah
- Dan pilih Everyone
- Klik Tombol Add di samping
- Lalu klik tombol Share
- Pilih Yes Turn On Network Discovery and file sharing for all Public Networks
- Klik tombol Done
Untuk memahami networking dan pengalamatan ip komputer bisa membaca tulisan saya disini atau mungkin tulisan orang lain di google.
Jika folder yang kita sharing bisa di buka namun meminta password, solusinya mudah kok..
- Buka Control Panel\Network and Internet\Network and Sharing Center
- Pilih Choose homegroup and sharing options
- Pilih Change advanced sharing settings
- Cari dan klik tulisan Turn Off Password Protected Sharing.
Kamis, 05 Mei 2016
Mengenal Ip address Komputer
Begitu juga komputer, terjadinya pertukaran paket data antar komputer, terjadi karena adanya alamat (ip address). Nah pada bagian ini kita mencoba mengenal ip address komputer, IP address yang akan kita kenal tersebut ipv4. Ip address versi 4, terdiri atas 32 bit (binary digit), 32 bit tersebut terbagi atas 3 oktet yang di pisahkan tanda titik, masing masing oktet ip address ada 8 bit.
Apakah cuma begitu mengenal ip address ?. ya cuma memang itu, tapi perlu sedikit lagi pengenalannya agar tepat guna, dan dapat kita gunakan sesuai standarnya, untuk langkah selanjutnya kita harus mengenal ip itu lebih dalam, yang ternyata tidak hanya notasi biner saja, didalam notasi itu ada bagian-bagian yang disebut HOST Portion, dan Network Portion (porsi host dan porsi network).
Bagaimana menentukan Network Portion dan Host Portion ?
Untuk mengenal host portion dan network portion atau sering di sebut juga NETWORK ID dan HOST ID ip address, kita harus mengenal dahulu kelas dalam ip address, ip address memiliki 4 kelas utama, yaitu :
- Ip kelas A
- Ip kelas B
- Ip kelas C
- Ip kelas E
Jawabny ada, saya sering menyebutnya ip special, yaitu ip yang special di gunakan untuk kebutuhan khusus, seperti ip loopback (127.0.0.1)
Kembali ke bahasan kita, untuk mengenal network portion dan host portion ip address, jika kita sudah mengenal kelas ip address kita tentunya bisa menentukan mana host portion dan mana network portion ip address, nah karena yang lebih sering nanti kita jumpai di lapangan adalah ip kelas C, maka kita cari tau mana network portion dan host portion pada ip address kelas C tersebut.
Perlu di ketahui bahwa, masing masing ip diatas memiliki jumlah bit yang menentukan dia mana yang harus menjadi network id (network portion) dan host ID (host portion).
Untuk kelas C
- 24 bit pertama dari sebelah kiri di sebut sebagai network portion (network ID)
- 8 bit sisanya menjadi host portion (host ID).
Lho apa lagi tuh network portion (network ID) dan host portion (host ID) ip address ?
Kalau di analogikan lagi ke seperti analog diatas, yaitu rumah dan alamatny, nah network portion bisa kita anggap sebagai nama jalan pada alamat, sedangkan host id adalah nomor rumah yang kita akan kirimi paket. (meski analoginya kurang tepat bisa di tepat-tepatkan sajalah hehehe).
Pengenalan network portion dan host portion ini sebenarnya adalah pelajaran subnetting. Tapi untuk mengenal ip address itu kita juga sekaligus mengenal subnetting, atau bisa di balik kita mengenal subnetting maka kita kenallah ip address.
Seperti saya sebutkan sebelumnya, untuk mempermudah kita mengenal dan menggunakan ip address, di gunakanlah angka desimal, angka desimal di pisahkan oleh titik, angka desimal tersebut di peroleh dari conversi angka biner yang 8 bit pada masing-masing oktet.
Untuk menghitung biner kedesimal ip address akan saya buat dalam posting berikutnya. Semoga bermanfaat.
Rabu, 04 Mei 2016
Pengertian Nat Statis Nat Dynamis
Pengertian NAT Statis dan NAT Dinamis di MikroTik: Perbedaan, Konfigurasi Lengkap & Studi Kasus Praktis (5000+ Kata)
Jasa setting mikrotik - Pengertian Nat Statis Nat Dynamis router mikrotik, memahami pengertian nat statis nat dynamis router mikrotik, memahami static nat dan dynamic nat router
Sebelum kita membahas lebih dalam tentang NAT Statis (Static NAT) dan NAT Dinamis (Dynamic NAT) di MikroTik, penting untuk memahami konteks dasar mengapa NAT (Network Address Translation) ada dan mengapa fitur ini menjadi tulang punggung jaringan modern — terutama di lingkungan yang menggunakan IP Private seperti rumah, kantor, sekolah, hingga ISP kecil.
Di artikel sebelumnya tentang pengertian NAT dalam router MikroTik, kita telah membahas bahwa IP Private tidak bisa berkomunikasi langsung dengan jaringan luar (internet). Untuk bisa mengakses layanan seperti game online, Facebook, YouTube, Google, atau bahkan CCTV dari luar jaringan, perangkat dengan IP Private harus “diterjemahkan” atau “ditopengi” oleh IP Publik melalui proses yang disebut NAT.
Namun, NAT bukanlah satu-satunya metode — ada beberapa jenis NAT yang bisa Anda terapkan di MikroTik, tergantung kebutuhan jaringan Anda. Dua di antaranya yang paling fundamental adalah:
- Static NAT (NAT Statis) — Pemetaan satu-ke-satu antara IP Private dan IP Publik.
- Dynamic NAT (NAT Dinamis) — Pemetaan banyak IP Private ke satu atau beberapa IP Publik secara dinamis.
Artikel ini akan membahas keduanya secara mendalam — mulai dari teori, perbedaan, cara konfigurasi di MikroTik (GUI & CLI), studi kasus nyata (termasuk redirect CCTV), perbandingan dengan Linux dan Cisco, troubleshooting, hingga best practice untuk jaringan profesional.
Dengan panjang lebih dari 5000 kata, panduan ini cocok untuk:
- Teknisi jaringan yang ingin mendalami MikroTik.
- Administrator sistem yang mengelola server internal.
- Pemilik warnet, kantor, atau rumah yang ingin remote CCTV atau server dari luar.
- Mahasiswa jaringan komputer yang sedang belajar NAT.
- Pengguna MikroTik yang ingin memahami fitur firewall dan NAT secara profesional.
Mari kita mulai!
Apa Itu NAT? Refresher Singkat Sebelum Masuk ke Statis & Dinamis
NAT (Network Address Translation) adalah proses di mana router mengubah alamat IP dalam header paket jaringan saat melewati batas antara jaringan private dan public.
Fungsi utama NAT:
- Mengizinkan banyak perangkat IP Private berbagi satu atau beberapa IP Publik.
- Menyembunyikan struktur jaringan internal dari dunia luar (keamanan).
- Menghemat penggunaan alamat IPv4 yang terbatas.
- Memungkinkan komunikasi dua arah antara jaringan private dan public.
Di MikroTik, NAT dikonfigurasi melalui menu:
IP → Firewall → Tab NAT
Atau via terminal:
/ip firewall nat
Ada 3 jenis utama NAT di MikroTik:
- Source NAT (srcnat) — Mengubah alamat IP sumber (biasanya dari LAN ke WAN). Termasuk Masquerade dan Dynamic NAT.
- Destination NAT (dstnat) — Mengubah alamat IP tujuan (biasanya dari WAN ke LAN). Termasuk Port Forwarding, Static NAT, dan Redirect.
- Netmap / Static NAT Murni — Pemetaan satu-ke-satu tanpa perubahan port.
Sekarang, mari kita fokus pada dua jenis utama: Static NAT dan Dynamic NAT.
NAT Statis (Static NAT) — Pemetaan Satu-ke-Satu yang Tetap
Static NAT adalah teknik di mana satu alamat IP Private dipetakan secara permanen ke satu alamat IP Publik. Ini juga dikenal sebagai “one-to-one mapping”.
Contoh analogi:
Bayangkan Anda memiliki sebuah toko kecil di gang sempit (jaringan LAN) yang tidak memiliki alamat jalan resmi. Anda meminta izin ke pemerintah (ISP) untuk mendapatkan satu alamat jalan resmi (IP Publik). Setiap surat yang ditujukan ke alamat resmi itu, akan selalu diteruskan ke toko Anda — tidak peduli siapa pengirimnya atau kapan surat itu datang. Begitu juga sebaliknya: setiap surat yang Anda kirim keluar, akan selalu menggunakan alamat resmi itu sebagai pengirim.
Kapan Menggunakan Static NAT?
- Anda memiliki server internal (web, mail, FTP, game) yang harus diakses dari internet.
- Anda ingin remote desktop ke komputer tertentu dari luar.
- Anda ingin melihat CCTV dari HP atau luar kantor.
- Anda memiliki beberapa IP Publik dan ingin membaginya ke server berbeda.
Contoh Konfigurasi Static NAT di MikroTik
Asumsikan:
- IP Publik: 10.0.0.216
- IP Private Server: 192.168.0.4
Konfigurasi dasar (hanya IP, tanpa port):
/ip firewall nat
add action=dst-nat chain=dstnat dst-address=10.0.0.216 to-addresses=192.168.0.4 comment="Static NAT to Server"
Artinya: Semua traffic yang ditujukan ke IP Publik 10.0.0.216 akan diarahkan ke server 192.168.0.4.

Static NAT + Port Forwarding (Lebih Umum Digunakan)
Dalam praktik, jarang kita memetakan seluruh IP — biasanya hanya port tertentu, misalnya port 80 untuk web, port 3389 untuk RDP, atau port 8000 untuk CCTV.
Contoh: Redirect port 88 dari luar ke port 80 di DVR CCTV (IP 172.17.17.60):
/ip firewall nat
add action=dst-nat chain=dstnat dst-port=88 protocol=tcp to-addresses=172.17.17.60 to-ports=80 comment="Redirect CCTV Port 88 to 80"
Dengan ini, Anda cukup membuka http://[IP-PUBLIK-ANDA]:88 dari browser HP atau laptop di luar jaringan — dan MikroTik akan otomatis meneruskannya ke DVR CCTV Anda.
📌 Tip Penting:
Jangan lupa buka juga port di firewall filter! NAT hanya meneruskan — tapi jika firewall memblokir, traffic tetap tidak akan lewat.
/ip firewall filter
add chain=input protocol=tcp dst-port=88 action=accept comment="Allow CCTV Port 88"
Fitur Netmap — Alternatif Static NAT yang Lebih Canggih
Selain dst-nat, MikroTik juga menyediakan fitur netmap — yang memungkinkan pemetaan blok IP secara satu-ke-satu.
Contoh: Anda memiliki blok IP Publik 11.11.11.0/24 dan ingin memetakannya ke blok IP Private 2.2.2.0/24.
/ip firewall nat
add chain=dstnat dst-address=11.11.11.0/24 action=netmap to-addresses=2.2.2.0/24 comment="Netmap Public to Private"
/ip firewall nat
add chain=srcnat src-address=2.2.2.0/24 action=netmap to-addresses=11.11.11.0/24 comment="Netmap Private to Public"
Keuntungan netmap:
- Tidak perlu membuat aturan per IP.
- Lebih efisien untuk blok besar.
- Bisa dua arah (forward dan reverse mapping).
Cocok untuk:
- Perusahaan dengan banyak server publik.
- ISP yang menyewakan IP Publik ke pelanggan.
- Jaringan data center kecil.
Perbandingan Static NAT MikroTik vs iptables Linux
Jika Anda familiar dengan Linux, Static NAT di MikroTik setara dengan perintah berikut di iptables:
iptables -t nat -A PREROUTING -d 10.0.0.216 -j DNAT --to-destination 192.168.0.4
iptables -t nat -A POSTROUTING -s 192.168.0.4 -j SNAT --to-source 10.0.0.216
Penjelasan:
PREROUTING=chain=dstnatdi MikroTik — ubah tujuan saat paket masuk.POSTROUTING=chain=srcnat— ubah sumber saat paket keluar (agar balasan kembali ke IP Publik).
Di MikroTik, jika Anda hanya menggunakan dst-nat tanpa src-nat, balasan dari server mungkin tidak kembali ke client luar — karena server akan membalas langsung dengan IP Private-nya. Jadi, untuk Static NAT dua arah yang sempurna, Anda perlu dua aturan:
/ip firewall nat
add chain=dstnat dst-address=10.0.0.216 action=dst-nat to-addresses=192.168.0.4
add chain=srcnat src-address=192.168.0.4 action=src-nat to-addresses=10.0.0.216
Atau gunakan netmap seperti contoh sebelumnya — yang otomatis dua arah.
NAT Dinamis (Dynamic NAT) — Pemetaan Fleksibel Banyak ke Banyak
Dynamic NAT adalah teknik di mana beberapa alamat IP Private dipetakan ke satu atau beberapa alamat IP Publik secara dinamis — artinya, alokasi IP Publik ke IP Private tidak tetap, tapi berdasarkan ketersediaan dan sesi koneksi.
Contoh analogi:
Bayangkan sebuah kantor dengan 50 karyawan, tapi hanya memiliki 5 nomor telepon eksternal. Setiap kali seorang karyawan ingin menelepon ke luar, sistem PBX akan secara otomatis menugaskan salah satu dari 5 nomor itu — tergantung mana yang sedang tidak dipakai. Setelah selesai, nomor itu dilepaskan dan bisa digunakan oleh karyawan lain.
Kenapa Dynamic NAT Jarang Digunakan?
Meskipun terdengar fleksibel, Dynamic NAT memiliki kelemahan fatal:
- Boros IP Publik — Jika Anda punya 100 client, Anda butuh 100 IP Publik (atau minimal sebanyak kemungkinan koneksi simultan).
- Tidak scalable — Tidak cocok untuk jaringan besar.
- Kalah populer oleh Masquerade — Yang bisa memetakan ratusan IP Private ke SATU IP Publik saja.
Oleh karena itu, Dynamic NAT jarang digunakan dalam praktik modern — kecuali di lingkungan khusus seperti lab jaringan, simulasi, atau perusahaan yang memiliki banyak IP Publik.
Contoh Konfigurasi Dynamic NAT di MikroTik
Asumsikan:
- Pool IP Publik: 203.0.113.10 - 203.0.113.20
- Jaringan LAN: 192.168.88.0/24
- Interface WAN: ether1
Langkah 1: Buat Address Pool
/ip pool
add name=public-pool ranges=203.0.113.10-203.0.113.20
Langkah 2: Buat Aturan Dynamic NAT
/ip firewall nat
add chain=srcnat src-address=192.168.88.0/24 out-interface=ether1 action=src-nat to-addresses=203.0.113.10-203.0.113.20 comment="Dynamic NAT Pool"
Atau jika Anda ingin menggunakan pool yang sudah dibuat:
/ip firewall nat
add chain=srcnat src-address=192.168.88.0/24 out-interface=ether1 action=src-nat to-addresses=public-pool
Setiap kali perangkat di 192.168.88.0/24 mengakses internet, MikroTik akan mengambil satu IP dari pool dan menggunakannya — sampai sesi berakhir atau timeout.
Masquerade — Dynamic NAT yang Lebih Cerdas (Dan Paling Populer)
Karena keterbatasan Dynamic NAT, lahirlah Masquerade — yang merupakan bentuk khusus dari Dynamic NAT, di mana:
- Hanya menggunakan SATU IP Publik (yang ada di interface out).
- Membedakan koneksi berdasarkan port, bukan IP.
- Jauh lebih hemat dan efisien.
Contoh konfigurasi Masquerade:
/ip firewall nat
add chain=srcnat out-interface=ether1 action=masquerade comment="Masquerade Internet Access"
Inilah konfigurasi paling umum di 99% jaringan MikroTik — dari rumah, warnet, hingga kantor kecil.
Perbandingan singkat:
| Jenis NAT | Kebutuhan IP Publik | Skalabilitas | Penggunaan Umum |
|---|---|---|---|
| Static NAT | 1 IP Publik per 1 IP Private | Rendah | Server publik, CCTV, RDP |
| Dynamic NAT | Banyak IP Publik | Sedang | Lingkungan lab, simulasi |
| Masquerade | 1 IP Publik untuk SEMUA | Tinggi | Internet sharing umum |
Dynamic NAT di Cisco Router — Perbandingan Singkat
Untuk referensi, berikut contoh konfigurasi Dynamic NAT di Cisco:
ip nat pool PUBLIC_POOL 203.0.113.10 203.0.113.20 netmask 255.255.255.0
access-list 1 permit 192.168.88.0 0.0.0.255
ip nat inside source list 1 pool PUBLIC_POOL
Langkahnya mirip dengan MikroTik:
- Buat pool IP Publik.
- Buat access-list untuk jaringan sumber.
- Hubungkan keduanya dengan perintah NAT.
Perbedaan utama:
- Cisco menggunakan konsep “inside” dan “outside” interface.
- MikroTik lebih fleksibel dengan chain dan action.
- CLI Cisco lebih verbose, MikroTik lebih ringkas.
Studi Kasus Nyata: Remote CCTV dari Internet Menggunakan Static NAT + Port Forwarding
Mengacu pada artikel Cara Redirect CCTV Menggunakan MikroTik, berikut skenario lengkapnya.
Topologi
- Modem → MikroTik RB750 (ether1 = WAN, ether2 = LAN)
- IP Publik di ether1: 182.253.xxx.xxx (didapat dari ISP)
- DVR CCTV: 172.17.17.60, port HTTP: 80
- Client ingin akses dari HP via internet: http://182.253.xxx.xxx:88
Langkah Konfigurasi
- Port Forwarding (dst-nat):
/ip firewall nat
add chain=dstnat dst-port=88 protocol=tcp action=dst-nat to-addresses=172.17.17.60 to-ports=80 comment="CCTV Port Forward 88 to 80"
- Izinkan traffic di Firewall Filter:
/ip firewall filter
add chain=input protocol=tcp dst-port=88 action=accept comment="Allow CCTV Port 88 from WAN"
- Uji dari luar jaringan:
Buka browser → ketik: http://[IP-PUBLIK-ANDA]:88
Jika muncul halaman login DVR — konfigurasi berhasil!
Troubleshooting Umum
- Pastikan DVR bisa diakses dari LAN dulu (buka 172.17.17.60:80 dari komputer lokal).
- Cek apakah port 88 tidak diblokir oleh ISP (beberapa ISP memblokir port rendah).
- Gunakan tools online seperti “canyouseeme.org” untuk cek keterbukaan port.
- Pastikan tidak ada aturan firewall lain yang memblokir.
Best Practice & Tips Profesional
- Beri comment di setiap aturan — memudahkan maintenance dan troubleshooting.
- Urutan aturan penting — MikroTik memproses dari atas ke bawah. Aturan spesifik sebaiknya ditaruh di atas.
- Gunakan address-list — untuk kelola banyak IP tanpa membuat banyak aturan.
- Backup konfigurasi — sebelum dan sesudah perubahan besar:
/system backup save name=backup-nat-YYYYMMDD - Monitor koneksi — gunakan
/ip firewall connection printuntuk lihat sesi aktif. - Nonaktifkan sementara — untuk testing: tambahkan
disabled=yes, lalu aktifkan lagi dengandisabled=no. - Gunakan logging — tambahkan
log=yesuntuk debug:add ... log=yes
Kesimpulan: Pilih NAT yang Tepat untuk Kebutuhan Anda
Memahami perbedaan antara Static NAT dan Dynamic NAT — serta kapan menggunakan masing-masing — adalah kunci untuk membangun jaringan yang efisien, aman, dan scalable.
Ringkasan cepat:
- Gunakan Static NAT (dst-nat + src-nat/netmap) jika Anda punya server, CCTV, atau layanan yang harus diakses dari luar dengan alamat tetap.
- Gunakan Dynamic NAT hanya jika Anda punya banyak IP Publik dan ingin alokasi dinamis (jarang digunakan).
- Gunakan Masquerade untuk kebutuhan internet sharing umum — paling hemat, paling populer, dan paling mudah.
🔧 Tip SEO & Praktis:
Gunakan kata kunci seperti “static nat mikrotik”, “dynamic nat mikrotik”, “port forwarding mikrotik”, “cara remote cctv mikrotik”, “jasa setting mikrotik profesional”, “konfigurasi nat mikrotik”, “perbedaan static dan dynamic nat”, “netmap mikrotik”, “dst-nat mikrotik”, “src-nat mikrotik” untuk meningkatkan visibilitas artikel ini di Google.
💡 Saran Pembaca:
Jika Anda ingin versi PDF, video tutorial langkah demi langkah, atau konfigurasi khusus untuk topologi Anda — tinggalkan komentar di bawah. Kami siap membantu!
Selamat mengkonfigurasi, dan semoga jaringan Anda selalu stabil, cepat, dan aman!
Belajar Setting Mikrotik - Belajar Pemrograman Java - Belajar Pemrograman Pascal Belajar PHP OOP
Cari Blog Ini
Arsip Blog
- September 2025 (1)
- Maret 2025 (1)
- Juli 2024 (1)
- Januari 2023 (2)
- Desember 2022 (2)
- November 2022 (4)
- Oktober 2022 (1)
- April 2022 (1)
- Februari 2022 (1)
- Desember 2021 (1)
- November 2021 (1)
- Agustus 2021 (1)
- April 2021 (1)
- Maret 2021 (2)
- Januari 2021 (1)
- Desember 2020 (1)
- November 2020 (2)
- Oktober 2020 (3)
- September 2020 (2)
- Juli 2020 (1)
- Februari 2020 (2)
- Januari 2020 (1)
- Agustus 2019 (2)
- Mei 2019 (4)
- April 2019 (3)
- November 2018 (3)
- Oktober 2018 (5)
- September 2018 (6)
- April 2018 (1)
- Maret 2018 (1)
- Februari 2018 (2)
- Oktober 2017 (1)
- September 2017 (1)
- Juli 2017 (1)
- Mei 2017 (1)
- April 2017 (1)
- Maret 2017 (4)
- Februari 2017 (5)
- November 2016 (1)
- Oktober 2016 (4)
- September 2016 (4)
- Agustus 2016 (7)
- Juni 2016 (3)
- Mei 2016 (5)
- April 2016 (6)
- Maret 2016 (6)
- Februari 2016 (10)
- Januari 2016 (2)
- Desember 2015 (2)
- November 2015 (4)
- September 2015 (4)
- Agustus 2015 (2)
- Juli 2015 (10)
- Mei 2015 (4)
- Februari 2015 (2)
- Januari 2015 (1)
- November 2014 (6)
- Oktober 2014 (1)
- Agustus 2014 (2)
- Juli 2014 (2)
- Juni 2014 (2)
- Maret 2014 (3)
- Januari 2014 (2)
- Desember 2013 (2)
- November 2013 (3)
- Oktober 2013 (2)
- September 2013 (1)
- Juli 2013 (2)
- Juni 2013 (4)
- Mei 2013 (5)
- April 2013 (2)
- Maret 2013 (3)
- Februari 2013 (5)
- Januari 2013 (1)
- Desember 2012 (6)
- November 2012 (6)
- Oktober 2012 (2)
- September 2012 (3)
- Agustus 2012 (4)
- Juli 2012 (2)
- Juni 2012 (1)
- Mei 2012 (1)
- April 2012 (4)
- Maret 2012 (3)
- Februari 2012 (8)
- Januari 2012 (4)
- Desember 2011 (4)
- November 2011 (1)
- Oktober 2011 (3)
- September 2011 (8)
- Agustus 2011 (2)
- Juli 2011 (14)
- Juni 2011 (6)
- Mei 2011 (5)
- April 2011 (2)
- Maret 2011 (8)
- Februari 2011 (12)
- Januari 2011 (6)
- Desember 2010 (4)
- November 2010 (4)
- Oktober 2010 (9)
- September 2010 (4)
- Agustus 2010 (7)
- Juli 2010 (1)
- Juni 2010 (4)
- Mei 2010 (7)
- April 2010 (11)
- Maret 2010 (3)
- Februari 2010 (1)
- Januari 2010 (2)
- Agustus 2009 (2)
- Juli 2009 (2)
- Juni 2009 (1)
- Februari 2009 (2)
- November 2008 (5)
- Oktober 2008 (3)
- September 2008 (2)
- Agustus 2008 (3)
Postingan Populer
-
Pengertian Masquerade MikroTik: Fungsi, Cara Setting & Contoh Konfigurasi Lengkap (Panduan RouterOS 5000+ Kata) Jika Anda sedang men...
-
Error 404: Not Found User Manager Mikrotik - Pengusaha hotspotan pengusaha jasa setting mikrotik mungkin suatu waktu akan bertemu dengan e...
-
Jasa setting mikrotik - Pengertian Routing Mikrotik ,router merupakan sebuah perangkat untuk menghubungkan jaringan publik dengan jaringan p...